Tiap pelaku budidaya memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangani masalah yang ditemukan di lapangan tergantung dari kecerdasan, kecakapan dan pengalaman yang dilaluinya,karena itulah meskipun pada tempat, sistem budidaya dan bahan yang tersedia sama belum tentu mendapatkan hasil produksi yang sama bila ditangani teknisi yang berbeda.
Penanganan masalah budidaya di lapangan memerlukan kecepatan dalam melakukan tindakan berdasarkan analisa masalah yang ada. Kecepatan akan terbentuk bilamana seorang teknisi memiliki kepekaan dan ilmu pengetahuan yang cukup dalam budidaya Udang. Banyak buku yang secara sistematis dan “canggih” menerangkan suatu sistem budidaya terkini tapi kurang mengulas teori-teori dasar budidaya yang kadang terlupakan atau kurang terjelaskan sehingga ada kesenjangan dalam penerapannya.
Pada posting kali ini saya mencoba mengulas tentang cara monitoring kesehatan udang agar menambah wawasan untuk melatih kepekaan kita terhadap isyarat yang kita tangkap melalui tingkah laku udang. Pengamatan yang teliti akan mempercepat kita melakukan tindakan terhadap perubahan yang diperlihatkan udang yang kita pelihara.
Hadapi Kemarau dengan Teliti
Berbicara mengenai budidaya udang saat musim kemarau, tidak banyak perlakuan khusus yang dibutuhkan.
Salinitas yang tinggi dan suhu yang rendah menjadi kendala para pembudidaya saat musim kemarau. Walaupun, mereka menganggap pada musim itu akan lebih menguntungkan dibandingkan musim hujan.
Pada musim kemarau, temperatur udara cukup tinggi. Fotosintesis pada plankton meningkat karena intensitas cahaya matahari yang tinggi. Akibatnya, udang menjadi lebih aktif. Dan metabolisme tubuh udang pun meningkat.
Kendala
“Pembudidaya udang sangat giat-giatnya bekerja saat musim kemarau. Pada Maret dan April sudah memasuki kemarau. Sehingga, tebar di Februari. Diharapkan Juni, Juli, Agustus sudah panen,” Musim kemarau adalah saat yang tepat untuk meningkatkan jumlah produksi.
Musim kemarau akan lebih mudah dalam membudidayakan udang. Bila dibandingkan musim hujan yang membutuhkan treatment-treatment yang lebih rumit.
Budidaya udang di musim kemarau sedikit lebih mudah. Alasannya, serangan penyakit berkurang bila kualitas air laut lebih baik.
Budidaya udang pasti terdapat kendala-kendala, termasuk pada musim kemarau. Di antaranya, “Yang pertama adalah salinitas (kandungan garam perairan) yang tinggi dan yang kedua adalah musim mbediding (peralihan penghujan ke kemarau) di mana suhu rendah,”
Saat musim kemarau terjadi suhu udara yang tinggi dan angin kencang. Penguapan air tambak yang cukup tinggi. Dampak penguapan itulah yang menyebabkan kandungan garam perairan meningkat. kadar salinitas perairan yang dapat ditoleransi oleh udang hingga 35-40 ppt. Namun, perubahan tersebut harus secara perlahan. Salah satu cara mengatasi salinitas yang tinggi adalah dengan penambahan air untuk pengenceran. Jadi, peningkatan salinitas dapat ditahan agar tidak terlalu tinggi.
Salinitas yang tinggi harus diatur dengan baik. Karena apabila tidak diperhatikan maka dapat menghambat pertumbuhan udang. Tapi, dari sisi citarasa jauh lebih gurih udang yang dibudidaya saat kemarau.
Selain salinitas tinggi, suhu yang rendah juga menjadi akibat dari musim kemarau. Suhu rendah tersebut sering terjadi pada musim mbediding. Biasanya pada Agustus minggu ke-2 hingga ke-3. Yang terjadi adalah suhu air pada siang hari sangat tinggi, sebaliknya pada malam hari suhu air sangat rendah.
Perubahan suhu yang mendadak membuat udang stres. Seperti, suhu yang awalnya 30oC tiba-tiba turun menjadi 26oC. Dan perubahan cuaca yang tidak menentu “Kemarau ini justru temperaturnya stabil kalau panas dan konstan kemudian hanya hujan ringan sebentar, itu jauh lebih bagus. Tapi yang panas panjang tiga hari, dan kemudian tiba-tiba hujan seharian. Ini yang bisa terganggu,” Yang awalnya panas tiba-tiba suhu turun, ini sangat berpengaruh dengan air yang didalam. Dan perlu waktu menaikkan dengan dikincir,”
Membuat suhu perairan menjadi homogen juga salah satu cara penanggulangannya. “Dengan membuat air kolam bergerak, dapat menghindari suhu turun terlalu banyak. Kita mengatur tata letak kincir. Suhu bisa kita pertahankan tidak terlalu turun sampai dibawah 26oC. Kalau di bawah 26oC, cenderung nafsu makan menurun”
Musim kemarau, dibanding dgn musim hujan. alasan, permasalahannya yaitu salinitas yang tinggi dan suhu yang fluktuatif. “Suhu tidak terlalu bermasalah karena ada kincir cukup banyak. Jadi, homogenitas masih bisa kita atur. Setiap musim kemarau relatif lebih lancar,”
Menjaga Kualitas Air
Daya dukung lingkungan yang memburuk dapat diatasi dengan pemasangan kincir dalam jumlah cukup serta pengelolaan pakan dan air yang baik. “Kalau peralatan kurang memadai, padat tebar bisa dikurangi. Kepadatan disesuaikan dengan pengangkatan kapasitas dari kolam. Dan perhatikan pula tinggi air, kondisi tanah atau dasar kolam, jumlah kincir, dan ketersediaan air, serta kualitas obat-obatan tambak.
Pengaturan ketinggian air juga menjadi salah satu pencegahan penurunan suhu. “Ketinggian air jangan terlalu dalam. Karena semakin dalam, akan membuat suhu di bawah menjadi semakin rendah. Makanya teknologi tambak yang kita kembangkan di tambak rakyat adalah dengan ketinggian air 80-100 cm,”
Untuk persiapan tambak pada musim kemarau, dibutuhkan lebih banyakchemical oksidator. Untuk menaikkan redoks dan mineral untuk menetralkan pH. menggunakan kapur dan klorin tinggi berupa trichlor hingga 30 ppm dan kaporit hingga 50 ppm karena lahan tambak yang digunakan berupa rawa gambut.
Dalam hal mempertahankan produksi udang harus diterapkan sistem pengolahan limbah guna mengurangi pencemaran ke perairan.
Udang akan menjadi lebih rentan penyakit bila tidak ada unit pengolahan limbah, sehingga SR (Tingkat kelangsungan hidup) menjadi rendah.
Pembuangan limbah setiap tambak dapat diawasi oleh pemerintah daerah. Agar kualitas air dapat dipertahankan di perairan umum demi kepentingan bersama. Sebab, walaupun kualitas lahan sudah menurun, tetapi jika kualitas air masih bagus, maka tingkat produksi udang masih bisa dipertahankan. “Jika lingkungan perairan bagus, maka yakinlah penyakit akan berkurang,”
Cara Terhindar dari Penyakit
Persiapan yang harus dikerjakan dengan benar. Selain itu, persiapan kolam, manajemen air, pakan, SDM bagus, dan diharapkan produktivitas bisa lebih baik. “Kita tetap optimistis untuk peningkatan produksi. Tapi, ini harus didukung dengan infrastruktur yang lain. Kemampuan masing-masing pembudidaya, improvisasi, dan perbaikan di lingkungan tambak.
Memenuhi kebutuhan udang artinya membuat si bongkok ini nyaman dengan lingkungan dan medianya. Menjaga kualitas air, seperti suhu, salinitas, pH, oksigen, serta imunitas udang menjadi kunci utama. Dengan begitu, udang dapat hidup dan tumbuh dengan normal.
“Penyakit itu selalu ada. Namun, apabila kondisi ekosistemnya terjaga, maka kondisi udangnya sehat. Otomatis penyakit akan lewat,” Penyakit pada udang menjadi kekhawatiran bagi pembudidaya, sebab jika satu udang sudah terserang, maka udang yang lain akan mudah tertular.
Karena itu perlu dicegah masuknya pembawa (carrier) penyakit dan patogen penyakit. Lingkungan di dalam petakan tambak dan wadah budidaya udang juga harus selalu terjaga. Dengan begitu, sistem imunitas udang tidak akan terganggu.
Penggunaan air untuk pemeliharaan udang harus diperhatikan. “Di dalam teknologi budidaya kita masukkan air yang sehat. Air yang sehat itu tidak mengandung virus, tidak mengandung carrierhewan yang menyebabkan penularan virus.
Udang akan selalu sehat apabila air yang digunakan serta lingkungannya juga sehat. Sebagai contoh, suhu yang rendah menyebabkan udang kehilangan nafsu makan dan menurunnya imunitas tubuh udang, jadi mudah terserang penyakit dan stres.
Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat pembudidaya mengalami sedikit kesulitan menanggulangi permasalahan. “Sekarang kondisi cuaca seperti ini kebanyakan udang yang terserang percernaannya karena suhu selalu fluktuatif naik turun.
Sesungguhnya, jika pengelolaan lingkungan sudah baik, imunitas udang pasti tidak mengalami masalah. Namun, ketahanan tubuh udang tetap harus ditingkatkan dengan memberikan nutrisi dan multivitamin yang cukup.
Pemberian pakan harus tepat, sesuai nafsu makan udang. Pengecekan nafsu makan udang dapat dilihat dari feeding rate (dasar pemberian pakan) melalui anco. Jika pakan yang diberikan masih tersisa di anco, artinya pakannya berlebih. Jadi, pemberian pakan berikutnya perlu dikurangi.
Pakan yang diberikan ke udang harus habis. Jika tidak, bahan organik di dalam air akan tinggi, seperti amonia dan nitrit. “Sisa pakan yang tidak dimakan udang itu lebih berbahaya. Karena, menyebabkan peningkatan bahan organik. Pakan yang telah dimakan udang dan menjadi kotoran (feses) tidak berbahaya. Karena, sudah banyak nitrogen yang terserap oleh tubuh udang.
Berdasarkan pengalaman memberikan solusi agar menggunakan vitamin yang bentuknya minyak contoh minyak Cumi.. “Minyak itu sifatnya kalis, tidak larut dalam air. Jadi, vitamin dalam bentuk minyak itu kita tempelkan pada pakan. Nanti meresap di pori pakan. Nah, dengan kajian itu, pertumbuhannya juga cukup efektif bila dibandingkan vitamin yang berbentuk tepung.
Pemberian vitamin dan imunostimulan untuk meningkatkan kekebalan dikemukakan saat terjadi perubahan cuaca secara drastis, vitamin yang diberikan tidak bekerja secara efektif. “Oleh karena itu, penggunaan imunostimulan dan vitamin digunakan minimal untuk mengurangi stres udang dan bisa memberikan daya tahan bagi udang.
Hal-hal yang Pelru Diperhatikan :
1. Penyimpangan salinitas :
* Salinitas rendah berbahaya karena menurunkan oksigen, kekeruhan, pelapisan air, kematian plankton : disebabkan hujan dan tambak berlokasi di darat.
1. Penyimpangan salinitas :
* Salinitas rendah berbahaya karena menurunkan oksigen, kekeruhan, pelapisan air, kematian plankton : disebabkan hujan dan tambak berlokasi di darat.
* Salinitas tinggi karena musim kemarau : antisipasi tambak dalam, lebih sering mengganti air dengan air laut, mengatur musim tanam, pertumbuhan udang relatif terhambat pada musim kemarau (salinitas > 30 ppt), pakan efisiensi dan efektif (FCR tinggi/kesamaan berat pakan dan udang), sensitif terhadap serangan patogen dan SEMBV.
2. Penyimpangan Oksigen
* Oksigen terlalu rendah karena klekap, fitoplankton mati, kekentalan air dan jumlah pakan sudah banyak, antisipasi dengan pergantian air, penambahan kincir (sirkulasi)
* Oksigen terlalu tinggi karena fitoplankton terlalu pekat pada siang dan sore hari, antisipasi dengan pergantian air (pengenceran/dikincir), penambahan kincir.
* Oksigen terlalu rendah karena klekap, fitoplankton mati, kekentalan air dan jumlah pakan sudah banyak, antisipasi dengan pergantian air, penambahan kincir (sirkulasi)
* Oksigen terlalu tinggi karena fitoplankton terlalu pekat pada siang dan sore hari, antisipasi dengan pergantian air (pengenceran/dikincir), penambahan kincir.
3. Penyimpangan temperatur :
* Suhu rendah (terlalu rendah pada musim angin Timur ; < 26,5 ° C), dampak : nafsu makan menurun (bisa > 30%), pertumbuhan tidak normal, banyak energi (kalori) yang hilang, udang banyak mati, diantisipasi dengan kedalaman air min 1,3 m dan pergantiaan secara sirkulasi
* Terlalu panas karena air tidak mengalir dan dalam, air diganti, kedalaman air dinaikkan (> 1,0 m), dampak : udang bisa stress dan nafsu makan berkurang
* Suhu optimal : udang putih 25-30 ° C
4. Penyimpangan pH dan alkalinitas :
* pH rendah (< 7,5), nafsu makan udang berkurang, alkalinitas (buffer/pengendali pH fluktuatif), tidak stabil, udang mudah stress/lemah
* pH tinggi (> 9,0), nafsu makan udang berkurang, dampak : resiko ammonia (NH3) muncul mendadak, udang bisa mati, alkalinitas tidak stabil. Catatan : pH = 7,8-8,4 dan alkalinitas = 100-140 ppm.
* Suhu rendah (terlalu rendah pada musim angin Timur ; < 26,5 ° C), dampak : nafsu makan menurun (bisa > 30%), pertumbuhan tidak normal, banyak energi (kalori) yang hilang, udang banyak mati, diantisipasi dengan kedalaman air min 1,3 m dan pergantiaan secara sirkulasi
* Terlalu panas karena air tidak mengalir dan dalam, air diganti, kedalaman air dinaikkan (> 1,0 m), dampak : udang bisa stress dan nafsu makan berkurang
* Suhu optimal : udang putih 25-30 ° C
4. Penyimpangan pH dan alkalinitas :
* pH rendah (< 7,5), nafsu makan udang berkurang, alkalinitas (buffer/pengendali pH fluktuatif), tidak stabil, udang mudah stress/lemah
* pH tinggi (> 9,0), nafsu makan udang berkurang, dampak : resiko ammonia (NH3) muncul mendadak, udang bisa mati, alkalinitas tidak stabil. Catatan : pH = 7,8-8,4 dan alkalinitas = 100-140 ppm.
* Aplikasi kapur, usahakan malam hari
* Tambak harus dipelihara dengan cara yang dapat menjaga fluktuasi lingkungan (penggunaan air baku dan steril)
* Aplikasi probiotik secara terkendali, sebagai musuh alami patogen.
Budidaya di musim kemarau Tantangan yang dihadapi antaralain mulai salinitas (kadar garam) tinggi, udang susah molting (ganti kulit), pertumbuhan lambat, sampai ke ancaman penyakit yang sudah endemis.
Salinitas di tambak saat musim panas bisa mencapai 37 – 38 ppm akibat tidak ada hujan. Padahal salinitas yang ideal untuk udang kalau mengikuti benur dari pabrikan sekitar 28 ppm. “Hal ini yang menjadi salah satu faktor pertumbuhan udang menjadi lambat.
Perhatikan pH
Padamusim kemarau, pH (tingkat keasaman) air di pagi dan sore hari lebih tinggi dibanding musim hujan dikisaran 7,3 – 8,2. pH tinggi ini bisa menyebabkan situasi tidak nyaman dan membuat stres pada udang. “pH pagi dan sore hari harus dijaga perbedaannya tidak terlalu tinggi dan idealnya dikisaran 0,5 agar udang di tambak aman dari penyakit,”
Padamusim kemarau, pH (tingkat keasaman) air di pagi dan sore hari lebih tinggi dibanding musim hujan dikisaran 7,3 – 8,2. pH tinggi ini bisa menyebabkan situasi tidak nyaman dan membuat stres pada udang. “pH pagi dan sore hari harus dijaga perbedaannya tidak terlalu tinggi dan idealnya dikisaran 0,5 agar udang di tambak aman dari penyakit,”
Kelimpahan plankton harus dijaga maksimal 103. “Budidaya di musim kemarau sebaiknya bermain semi flok dan bakteri pengurai sehingga ada plankton dan bakteri agar bisa mengecilkan jarak perubahan pH antara pagi dan sore hari,”
Pengaturan perlakuan budidaya pada udang di musim kemarau ini juga perlu lebih cermat agar tidak menimbulkan hal–hal yang merugikan. “Penguapan yang tinggi akan berimbas pada banyak parameter di tambak dengan fluktuasi perubahan yang tinggi sehingga harus diwaspadai,”
Penambahan mineral dan multivitamin anti stres cukup membantu budidaya udang di musim kemarau. “Pemberian vitamin dan mineral dengan cara dicampurkan ke dalam pakan atau bisa juga memesan pakan khusus yang sudah ada vitaminnya. Pemberiannya bisa dilakukan seminggu 2 – 3 kali,”
MUSIM
Indoesia mempunyai dua musim, yaitu penghujan dan kemarau. Kedua musim ini secara langsung mikroklimat yang berbeda, dalam hal ini mikroklimat tambak untuk kegiatan usaha budidaya. Kedua musim tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan bagi organisma (biota) air idayakan (Tabel 1). Maka dengan kondisi demikian petambak secara cermat harus mewaspadai dan memilih musim tanam yang tepat sesuai komoditas budidaya tambak yang akan diusahakan.
Tabel 1. Kelebihan dan kekurangan periode musim bagi usaha budidaya tambak
Parameter
|
Musim Kemarau
|
Musim Penghujan
| ||
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Kelebihan
|
Kekurangan
| |
Salinitas
|
Relatif Tinggi
|
> 35 ppt
|
Relatif Optimal
|
< 5 ppm
|
PH
|
Normal
|
> 8,5
|
Normal
|
-
|
Suhu Air
|
-
|
Fluktuatif
|
Relatif Stabil
|
-
|
Alkalinitas
|
90 - 180 ppm
|
Bisa > 180 ppm
|
90 - 120 ppm
|
Bisa <90
|
Kekruhan Air Sumber
|
Lebih Jernih
|
-
|
-
|
Cukup Keruh
|
Limbah Bawaan
|
Relatif Kurang
|
-
|
-
|
Cukup Tinggi
|
Kondisi Plankton
|
-
|
Fluktuatif
|
Relatif Stabil
|
-
|
Kondisi Bakteri dan Vibrio
|
-
|
Melebihi Batas
|
Relatif dibawah batas ambang
|
-
|
Virus SEMBV
|
-
|
Sensitif Serangan virus
|
Tahan serangan virus
|
-
|
DAMPAK BEBERAPA PARAMETER KUNCI
KUALITAS AIR
Salinitas
Untuk tumbuh dan berkembangnya organisme yang dibudidayakan mempunyai toleransi optimal. Kandungan salinitas air terdiri dari garam-garam mineral yang banyak manfaatnya untuk kehidupan organisme air laut atau payau. Sebagai contoh kandungan calcium yang ada berfungsi membantu proses mempercepat pengerasan kulit udang setelah moulting. Salinitas air media pemeliharaan yang tinggi (> 30 ppt) kurang begitu menguntungkan untuk kegiatan budidaya udang.
Tingginya salinitas untuk kegiatan usaha budidaya udang akan mempunyai efek yang kurang menguntungkan, diantaranya :
Tingginya salinitas untuk kegiatan usaha budidaya udang akan mempunyai efek yang kurang menguntungkan, diantaranya :
1) agak sulit untuk ganti kulit (kulit cenderung keras) pada saat proses biologis bagi pertumbuhan dan perkembangan;
2) kebutuhan untuk beradaptasi terhadap salinitas tinggi bagi udang memerlukan energi (kalori) yang melebihi dari nutrisi yang diberikan;
3) bakteri atau vibrio cenderung tinggi;
4) udang lebih sensitif terhadap goncangan parameter kualitas air yang lainnya dan mudah stres; dan
umumnya udang sering mengalami lumutan. Selain itu, pada saat puncak musim kemarau jenis udang umumnya akan lebih mudah terserang oleh penyakit SEMBV (White spot).
Suhu air
Suhu pada air media pemeliharaan udang umumnya sangat berperan dalam keterkaitan dengan nafsu makan dan proses metabolisme udang. Apabila suatu lokasi tambak yang mikroklimatnya berfluktuatif, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap air media pemeliharaan. Sebagai contoh pada musim kemarau yang puncaknya mulai bulan Juli hingga September sering terjadi adanya suhu udara dan air media pemeliharaan udang yang sangat rendah (< 24° C). Rendahnya suhu tersebut akibat dari pengaruh angin selatan (musim bediding), pada musim seperti ini biasanya suhu air berkisar antara 22 - 26° C. Suhu < 26° C bagi udang akan sangat berpengaruh terhadap nafsu makan (bisa berkurang 50 % dari kondisi normal)
Tinqkat kekeruhan air
Tingkat kekeruhan air, baik air sumber maupun air media pemeliharaan mempunyai dampak yang positif dan negatif terhadap organisme yang dibudidayakan, dan setiap organisme mempunyai toleransi tingkat kekeruhan yang berbeda pula. Sebagai contoh bagi jenis kerang hijau masih dapat hidup normal dan tumbuh baik pada tingkat kekeruhan yang tinggi, sementara rumput laut pada umumnya memerlukan tingkat kekeruhan yang rendah. Bahan organik yang menumpuk dalam jumlah yang banyak (tebal) termasuk tempat bakteri dan vibrio yang merugikan bagi udang.
Bila air sumber yang digunakan untuk kegiatan budidaya banyak membawa material organik akibat limbah kiriman dari darat, maka secara tidak langsung akan berpengaruh negatif terhadap biota air yang dipelihara di tambak. Tingkat kekeruhan yang tinggi (limbah dari darat) sering terjadi pada musim penghujan, dimana material yang terbawa berupa cair, padat dan gas. Namun untuk mengendalikan air keruh akibat limbah bawaan tersebut masih dapat digunakan untuk kegiatan budidaya tambak, khususnya udang.
Jenis dan kemelimpahan plankton
Keberadaan plankton dalam air media pemeliharaan organisme, khususnya jenis fitoplankton yang menguntungkan dan persentase dominanasi (keseimbangan) sangatlah dibutuhkan, baik dari segi keanekaragaman maupun kemelimpahannya. Fungsi dan peran plankton pada air media pemeliharaan diantaranya adalah :
1) sebagai pakan alami untuk pertumbuhan organisme yang dipelihara;
2) sebagai penyangga (buffer) terhadap intensitas cahaya matahari; dan
3) sebagai bio-indikator kestabilan lingkungan air media pemeliharaan.
Kaitannya dengan kedua musim yang ada ini, keanekaragaman (jenis) maupun kemelimpahan plankton akan sangat berbeda antara musim kemarau dan musim penghujan. Pada musim kemarau yang salinitasnya relatif tinggi (>35 ppt) penumbuhan plankton pada saat persiapan air media hingga umur pemeliharaan satu bulan pada umumnya sangat sulit untuk tumbuh dan dalam kondisi populasi yang stabil.
Kemelimpahan bakteri, vibrio dan virus
Kemelimpahan berbagai jenis baketri, vibrio dan virus pada musim kemarau akan lebih membahayakan bagi udang (organisme) yang dipelihara bila dibandingkan pada musim penghujan. Pada salinitas tinggi, penampakan secara visual di lapangan lebih sulit untuk dilihat dan diketahui secara pasti terserang oleh jenis virus atau bukan. Sedangkan pada musim penghujan (salinitas cukup optimalberkisar antara 5 - 25 ppt) kemelimpahan virus relatif berkurang. Hal yang pasti dari kasus ini adalah bahwa bukan tidak adanya virus yang berbahaya melainkan kondisi udang realtif lebih tahan terhadap serangan penyakit, namun tetap petambak harus waspada.
JADWAL MUSIM TANAM SESUAI KOMODITAS BUDIDAYA DI TAMBAK
Gambaran jadual musim tanam bagi para petambak tercantum pada Tabel 2
Tabel 2. Jadual musim tanam komoditas budidaya non finfish (NFF
Komoditas
BudidayaNFF |
Bulan
| |||||||||||
10
|
11
|
12
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
| |
U Windu
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
-
|
-
|
-
|
Merguiensis
|
X
|
X
|
-
|
-
|
-
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Indicus
|
X
|
X
|
-
|
-
|
-
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Vanamei
|
X
|
X
|
-
|
-
|
-
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Rotris
|
X
|
X
|
-
|
-
|
-
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Artemia
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Rajungan
|
X
|
X
|
-
|
-
|
-
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Rumput Laut
|
X
|
X
|
-
|
-
|
-
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Kerang
|
X
|
X
|
-
|
-
|
-
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
menyediakan bio aqua untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro
menyuplay kincir tambak udang dan spare part nya komplit.
BalasHapushub 0822 3356 3475.
kunjungi website kami di www.KincirTambakUdang.com
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusShrimp is a brackish water species of fish consumption , segmented body numbered 13 ( 5 segments of the head and chest section 8 ) and the whole body is covered by the outer shell called eksosketelon . Generally shrimp are available in the market mostly consists of crawfish .
BalasHapustogel online singapura