Berbagai macam warna air tambak,
1. Coklat kemerahan (pinkish brown water)- Penyebabnya plankton jenis diatomae (Chaetoceros dan Skletonema) - Mengandung zat nutrisi yang berguna bagi udang.
2. Hijau muda atau hijau tua (green water)- penyebabnya; plankton hijau seperti chlorella. Biasanya salinitas rendah.
3. hijau gelap atau hijau kehitaman (black green water).-penyebabnya; lumpur tebal banyak BO tumbuh plankton oscillatoria
.4. coklat gelap (dark brown water) -penyebabnya; pakan berlebihan akibatkan BO tinggi tumbuh dinoflagellata.
5. kekuningan (acid yellow water)- disebabkan oleh plankton jenis rhodomonas.
6. Warna air ideal adalah hijau kehitaman
Tanda tanda air yang sudah kurang sehat untuk ikan / udang.
1. Warna air coklat keruh
2. Warna air coklat kusam
3. Warna air merah kecoklat coklatan atau hijau pekat – karena populasi ganggang / blooming algae berlebihan sehingga kadar oksigen air turun – terutama saat malam s/d dini hari penaggulangan di kincir.
Air berbau
Cara perawatan air : Buang setengah air lama Isi air baru sampai ketinggian & jumlah air sama seperti sebelumnya.
Standard kecerahan air yang baik:
Bulan ke 1
taruh CD dengan kedalaman 20 s/d 30 cm
Bulan ke 2
taruh CD dengan kedalaman 10 s/d 15 cm
Alat tangkap & wadah ikan di sterilisasi dengan :
dicelup ke larutan PK dengan dosis 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau dicelup ke larutan Kaporit dengan dosis 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m³ air)
Jenis & berfungs obat-obatan :
Tawas berfungsi untuk memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam air. Lama pengendapan berkisar 12 jam. Fungsi Tawas hanya untuk pengendapan, tidak berfungsi untuk membunuh kuman atau menaikkan PH dalam air.
Ø Kaporit berfungsi untuk membunuh bakteri,kuman dan virus dalam air,juga menaikkan PH air Bukan digunakan untuk pengendapan. Kalaupun mengendap prosesnya sangat lama.
Ø Kapur Gamping berfungsi untuk pengendapan,namun prosesnya cukup lama hingga 24 jam. Juga berfungsi untuk menaikkan PH air namun tidak berfungsi untuk membunuh kuman,virus dan bakteri.
Ø Arang batok kelapa berfungsi untuk menghilangkan bau,rasa tidak enak dalam air dan juga menjernihkan.
Ø Dari penjelasan di atas idealnya adalah pencampuran antara tawas dan kaporit. Untuk tandon air 1200 liter takaran tawas 4 sendok makan penuh, kaporit 1 sendok makan penuh. Cara mencampurnya bergantian: yang pertama kaporit dahulu diaduk dalam 1 ember air kemudian dimasukkan dalam tandon dan diaduk merata. Kemudian masukkan tawas dalam 1 ember air dan masukkan dalam tandon dan aduk secara merata.
Usahakan warna air sudah terbentuk ketika penebaran, dan tidak jernih hingga udang berumur 1 bulan. Hal ini sangat penting untuk mencegah serangan Vibrio harveyi dan munculnya serangan white spote. Untuk itu, penambahan pupuk yang sesuai sangat diperlukan hingga kondisi warna air benar-benar stabil. Hentikan pemupukan setelah udang berumur 70 hari (kecuali dengan pertimbangan-pertimbangan khusus).
Air harus dikondisikan ke arah heterotrof (mendominankan bakteri yang baik / probiotik dalam air) untuk menekan bakteri pathogen (mungkin juga virus bebas) dan untuk menjaga kualitas air dari pencemaran bahan organic (sisa pakan, kotoran udang dan plankton yang mati) serta bahan beracun lainnya (amoniak, H2S, dll.).
Penebaran bakteri pengurai (probiotik) seperti Bacillus spp. , Bakteri Fotosintetik, dll harus dilakukan secara rutin. Disamping itu, pemberian fermentasi harus diberikan setiap hari untuk mempercepat terbentuknya kondisi yang heterotrof. Pada kondisi heterotrof, bakteri menguraikan bahan organik dan melepas CO2, sehingga pH air dan alkalinitas akan cenderung turun. Untuk itu, pemantauan rutin terhadap kualitas air tersebut harus dilakukan. Untuk mempertahankan / menaikkan pH dapat dibantu dengan pengapuran (sebaiknya malam hari), dan untuk meningkatkan alkalinitas bisa menggunakan dolomite atau soda kue. Hati-hati, pada kondisi pH rendah / musim dingin (kurang dari 7,5), alkalinitas rendah (kurang dari 50 mg/l CaCO3) bisa menyebabkan udang keropos, lembek, karena kekurangan kalsium.
Setelah udang berumur 60 – 70 hari, kondisi udang sudah cukup kuat terhadap ancaman white spote, pergantian air bisa dilakukan. Hindari goncangan kualitas air agar udang tidak stress. Masukkan air sedikit demi sedikit, semakin hari semakin ditambah volume pergantian airnya. Saat pergantian air yang baik adalah pada saat pH air terendah (sebelum matahari terbit) dan saat pH tertinggi pd sore hari (saat matahari terbenam).
Air harus dikondisikan ke arah heterotrof (mendominankan bakteri yang baik / probiotik dalam air) untuk menekan bakteri pathogen (mungkin juga virus bebas) dan untuk menjaga kualitas air dari pencemaran bahan organic (sisa pakan, kotoran udang dan plankton yang mati) serta bahan beracun lainnya (amoniak, H2S, dll.).
Penebaran bakteri pengurai (probiotik) seperti Bacillus spp. , Bakteri Fotosintetik, dll harus dilakukan secara rutin. Disamping itu, pemberian fermentasi harus diberikan setiap hari untuk mempercepat terbentuknya kondisi yang heterotrof. Pada kondisi heterotrof, bakteri menguraikan bahan organik dan melepas CO2, sehingga pH air dan alkalinitas akan cenderung turun. Untuk itu, pemantauan rutin terhadap kualitas air tersebut harus dilakukan. Untuk mempertahankan / menaikkan pH dapat dibantu dengan pengapuran (sebaiknya malam hari), dan untuk meningkatkan alkalinitas bisa menggunakan dolomite atau soda kue. Hati-hati, pada kondisi pH rendah / musim dingin (kurang dari 7,5), alkalinitas rendah (kurang dari 50 mg/l CaCO3) bisa menyebabkan udang keropos, lembek, karena kekurangan kalsium.
Setelah udang berumur 60 – 70 hari, kondisi udang sudah cukup kuat terhadap ancaman white spote, pergantian air bisa dilakukan. Hindari goncangan kualitas air agar udang tidak stress. Masukkan air sedikit demi sedikit, semakin hari semakin ditambah volume pergantian airnya. Saat pergantian air yang baik adalah pada saat pH air terendah (sebelum matahari terbit) dan saat pH tertinggi pd sore hari (saat matahari terbenam).
Ø Saat pH air terendah {musim dingin}, kandungan H2S tertinggi dan oksigen terlarut terendah.
Ø Sedangkan saat pH tertinggi {musim panas}, kandungan amoniak (NH3) tertinggi.
Untuk menunjang agar system heterotrof bekerja dengan baik, maka jumlah aerator yang beroperasi harus cukup. Untuk luasan tambak 1 hektar dibutuhkan minimal 18 paddle whell dan Untuk luasan tambak 0.2 Ha (50x40) dibutuhkan 4 paddle whell(1 HP). Bila kondisi heterotrof benar-benar tercapai (sedikit/tanpa fitoplankton) dengan air berwarna coklat muda keruh, hijau keruh kincir harus beroperasi 24 jam per hari.
Udang sebagai hewan yang bersifat bentic/semi bentic, hidup di dasar perairan (kolom air dan dasar tambak). Oleh karena itu, apabila ada udang yang naik ke permukaan/pinggir pematang harus dicermati. Perlu diperhatikan pula kondisi udangnya. Pengamatan yang jeli terhadap kondisi udang di lapangan sangat diperlukan untuk menunjang kesuksesan dalam budidaya udang. Misalnya warna yang sudah tidak cerah (kusam), kemerahan, kehitaman, kebiru-biruan,dll. Kelengkapan anggota tubuh seperti kaki jalan, kaki renang, ekor, antenna (sungut). Mata (bercahaya / tidak saat disinari). Bila kondisi lingkungan bagus, pakan cukup maka udang akan tenang di dasar. Bila ditemukan udang berenang (konvoi), minggir ke tepi pematang kondisi usus kosong / tidak maka harus segera diperiksa dan diambil tindakan.
Anco yang digunakan sebagai alat kontrol untuk pengamatan pakan, dapat juga membantu kita untuk memeriksa kondisi udang. Udang yang ada masalah biasanya naik anco belakangan. Jadi untuk memeriksa kondisi udang dapat dilakukan pada udang yang naik anco belakangan tersebut. Begitu juga, pada malam hari, biasanya udang yang tidak sehat akan cenderung naik ke anco atau ke tepi kolam. Oleh karena itu pemantauan pada malam hari sangat diperlukan. Amati juga kotoran udang. Kotoran yang padat dan panjang menunjukkan udang sehat. Sedangkan kotoran yang hancur / terputus-putus menunjukkan kondisi udang kurang sehat. Kotoran udang yang makan pellet warna kotorannya mirip dengan warna pellet. Bila kotoran berwarna merah ada kemungkinan makan cacing atau makan udang lainnya (kanibal). Dan bila kotoran udang berwarna putih maka harus diwaspadai. Bila kotoran udang berwarna putih dan mengapung dalam air menunjukkan bahwa udang kita terserang penyakit yang kemungkinan disebabkan oleh salah satu atau komplikasi dari (protozoa (gregarine), vibrio, virus, blue green algae).
Untuk menunjang agar system heterotrof bekerja dengan baik, maka jumlah aerator yang beroperasi harus cukup. Untuk luasan tambak 1 hektar dibutuhkan minimal 18 paddle whell dan Untuk luasan tambak 0.2 Ha (50x40) dibutuhkan 4 paddle whell(1 HP). Bila kondisi heterotrof benar-benar tercapai (sedikit/tanpa fitoplankton) dengan air berwarna coklat muda keruh, hijau keruh kincir harus beroperasi 24 jam per hari.
Udang sebagai hewan yang bersifat bentic/semi bentic, hidup di dasar perairan (kolom air dan dasar tambak). Oleh karena itu, apabila ada udang yang naik ke permukaan/pinggir pematang harus dicermati. Perlu diperhatikan pula kondisi udangnya. Pengamatan yang jeli terhadap kondisi udang di lapangan sangat diperlukan untuk menunjang kesuksesan dalam budidaya udang. Misalnya warna yang sudah tidak cerah (kusam), kemerahan, kehitaman, kebiru-biruan,dll. Kelengkapan anggota tubuh seperti kaki jalan, kaki renang, ekor, antenna (sungut). Mata (bercahaya / tidak saat disinari). Bila kondisi lingkungan bagus, pakan cukup maka udang akan tenang di dasar. Bila ditemukan udang berenang (konvoi), minggir ke tepi pematang kondisi usus kosong / tidak maka harus segera diperiksa dan diambil tindakan.
Anco yang digunakan sebagai alat kontrol untuk pengamatan pakan, dapat juga membantu kita untuk memeriksa kondisi udang. Udang yang ada masalah biasanya naik anco belakangan. Jadi untuk memeriksa kondisi udang dapat dilakukan pada udang yang naik anco belakangan tersebut. Begitu juga, pada malam hari, biasanya udang yang tidak sehat akan cenderung naik ke anco atau ke tepi kolam. Oleh karena itu pemantauan pada malam hari sangat diperlukan. Amati juga kotoran udang. Kotoran yang padat dan panjang menunjukkan udang sehat. Sedangkan kotoran yang hancur / terputus-putus menunjukkan kondisi udang kurang sehat. Kotoran udang yang makan pellet warna kotorannya mirip dengan warna pellet. Bila kotoran berwarna merah ada kemungkinan makan cacing atau makan udang lainnya (kanibal). Dan bila kotoran udang berwarna putih maka harus diwaspadai. Bila kotoran udang berwarna putih dan mengapung dalam air menunjukkan bahwa udang kita terserang penyakit yang kemungkinan disebabkan oleh salah satu atau komplikasi dari (protozoa (gregarine), vibrio, virus, blue green algae).
Penerapan beberapa aspek berikut merupakan rangkuman dari kiat sukses petambak yang terdiri dari :
1) Menerapkan system keseimbangan lingkungan
2) Gunakan benur yang sehat berkualitas dan bebas penyakit tertentu (SPF).
3) Terapkan sistem pengaman biologis (bioscurity) di tambak
4) Menggunakan tandon air dengan ukuran yang sesuai
5) Menerapkan sedikit / tanpa ganti air untuk mencegah / mengurangi pathogen yang masuk
6) Menggunakan probiotik untuk menekan bakteri pathogen dan menjaga / memperbaiki kondisi lingkungan
7) Menggunakan bahan pembantu atau feed additive (immunostimulant, vitamin) bila perlu serta menekan penggunaan antibiotik
8) Teknik pemantauan yang rutin , kombinasi pengamatan lab dan lapangan
9) Cepat mengambil tindakan secara tepat bila terjadi sesuatu
10) Selalu mengadakan inovasi dan mencari informasi teknologi budidaya alternatif terkini
Contoh untuk tambak tradisional tidak membutuhkan aerator (mesin penghasil gelembung udara) tetapi mereka membutuhkan lahan yang besar sehingga tingkat populasi didalam tambak tidak terlalu padat hanya 2-3 ekor per meter persegi, sedangkan supra intensif dapat mencapai tingkat kepadatan sampai 600 ekor per meter persegi. Jadi untuk memelihara 600 ekor dengan sistem tradisional dibutuhkan tambak seluas 200 meter persegi, yang mana jika lahan seluas 200 meter persegi tadi mengunakan sistem supra Intensif maka benih yang dapat ditebar mencapai 120.000 ekor.
Bagaimana caranya agar air yg berwana hitam BS kmbli normal
BalasHapus